“POTENSI KITA ADALAH KEKAYAAN KITA”

P

ara Ahli Psikologi telah menghitung bahwa manusia hanya menggunakan sepuluh persen dari kemampuan yang ia bawa sejak lahir, Professor William James dari Universitas Harvard secara tepat telah meneliti, “Apa yang seharusnya kita menjadi, ternyata kita tidak menjadi.” Meskipun kualitas alami telah dianugrahkan Allah kepada kita. Kesuksesan yang seharusnya milik kita di dunia ini tetap saja menjauhi kita karena “alasan sederhana” yang sebenarnya telah kita setujui tanpa berfikir sama sekali – hanya karena untuk mengatur kehidupan-kehidupan kita yang sepele. Kemudian, ( karena) tidak puas, kita menyalahkan orang laing lantaran ia tidak memberikan hak kita sendiri. Padahal tidak demikian seharusnya. Sepatutnya kita intropeksi bila kita menghadapi kekurangan-kekurangan dalam hidup ini.

Selalu memandang orang lain dengan iri dan rasa dendam tidak akan menuntun kita kemana-mana. Bahkan malah dapat menjerumuskan kita pada musuh terburuk kita sendiri. Kenyataan seharusnya dihadapi secara jujur dan adil. Dimana hal itu akan terjadi bilamana kita menggali potensi kita sendiri secara penuh sehingga kita akan menemui kesuksesan. Keputusan selain menggali potensi diri sendiri Cuma akan menuntun kepada kegagalan. NAMUN, itu semua hal yang mendasar adalah, pertama-tama, kita harus menetapkan apakah usaha-usaha kita sudha mengarah pada tujuan yang semestinya. Tanpa arah yang tepat, potensi kita akan sia-sia belaka.

Pada masa purba dan bahkan sampai abad pertangahan, emas menjadi sangat berharga. Satu diantara perenungan para ilmuan yang ada pada masa-masa itu adalah mengubah logam dasar menjadi emas. Mereka memimpikan bisa kaya mendadak dengan jalan mengubah logam menjadi emas. Sungguh, memimpikan kekayaan mendadak mendorong manusia pada abad tersebut melakukan usaha-usaha yang melebihi kemampuannya. Mereka lalai akibat dari usaha di luar kemampuan itu hanya menjadikan mereka harus memanfaatkan semua waktu, harta dan energy secara sia-sia. Dan hal itu merupakan awal bagi kematianyang selalu mengajar mereka sebelum mereka memperoleh apa-apa.

Hal seperti itu tampaknya tak pernah menjadi pada mereka yang mengetahui potensi dengan baik. Dengan potensi yang kita miliki, logam-logam itu mempunyai manfaat yang jauh lebih besar dibandingkan dengan apa yang pernah terbayangkan orang. Logam itu benar-benar bisa disulap menjadi emas dengan cara yang lain. Sebagai contoh, besi dapat diubah bukan menjadi emas (dalam arti sesungguhnya), tetapi menjadi mesin. Besi juga dapat digunakan sebagai bahan bangunan segala tempat yang sangat kuat.

Di dunia sekarang ini, dengan mempelajari rahasia alam dan mengarahkan energy potensi dengan baik untuk membangun teknologi, Negara-negara Barat telah berhasil dalam memiliki kekayaan yang jauh lebih besar ketimbang perak dan emas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar